Lihat ke Halaman Asli

Pantang Pulang sebelum "Maghrib"

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan kalian berfikir atau mengingat bahwa manusia itu mempunyai kenangan yang indah maupun yang buruk dalam hidupnya??

Saya pernah..

Pada suatu hari saya menikmati suasana sore sambil menikmati kopi hitam panas  di beranda kostan, kopi itu masih mengeluarkan asap panas , tanpa sadar saya mulai mengingat kenangan masa kecil saya yang telah lama hilang, seperti asap kopi di depan saya  yang lama – lama mulai menghilang karena menyatu dengan udara sore hari yang dingin itu.

“Pantang Pulang Sebelum Maghrib” mungkin kata itu yang saya ingat sekarang , yang mengingatkan saya kembali tentang masa kecil saya yang begitu indah tanpa ada beban,  saya mulai berfikir lagi tentang masa sekarang yang sedang saya jalani , sangat berbeda sekali , sekarang saya sudah mempunyai tanggung jawab sebagai manusia yang beranjak dewasa.

Sebelumnya saya akan mengartikan tentang kata yang bisa membuka kembali ingatan saya sewaktu kecil “Pantang Pulang Sebelum Maghrib”, kata ini menggambarkan sewaktu saya masih menjadi anak kecil ,yang bermain tanpa dibebani oleh  masalah ,seperti anak kecil lain yang dipikirannya adalah hanya bermain bersama sahabat – sahabat kecil mereka sampai pada batas waktunya , yaitu sore hari menjelang maghrib.

Ketika saya bermain dengan teman - teman dan maghrib mulai menjelang biasanya orang tua kami mulai memanggil kami untuk pulang kerumah ,  kami diingatkan bahwa hari sudah mulai memasuki malam dan kami juga diingatkan untuk menjalani kewajiban yaitu shalat maghrib , tanpa sadar kebiasaan itu terbenam di hati kecil saya waktu itu.

Setelah adzan maghrib berkumandang , saya dan sahabat – sahabat kecil saya jalan bersama – sama ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat maghrib , di perjalanan selalu diselingi dengan canda dan tawa, Kejadian ini terus berulang – ulang tanpa ada rasa bosan untuk menjalani masa kecil ini.

Dan biasanya sewaktu kecil kita juga mengenal kata “Cinta Monyet” , yaitu kamuflase dari cinta yang hanya main – main tanpa mengerti arti cinta sebenarnya , tanpa adanya tuntutan atau apa adanya.

Tetapi mengenai masa itu, sekarang  telah hilang dan kita tidak mungkin mengulang waktu yang telah terlewatkan , masa  kita selalu bermain,  masa yang masih di manjakan oleh orang tua, masa yang tidak memikirkan apa yang kita lakukan untuk melewati kehidupan yang sebenarnya , dan masa yang bebas , lepas , yang tidak di bebani oleh sejuta masalah serta mempunyai pikiran yang masih lugu dan polos.

Cerita di atas ini sebenarnya bukan hanya saya yang pernah mengalaminya , kalian pasti pernah mengalami pengalaman itu , sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya ceritakan untuk membuat kalian bernostalgia ke  masa kecil kita yang membuat tersenyum jika kita kembali mengingat itu semua, mungkin semua kenangan ini  hanya saya ceritakan sebagian kecil saja  , yang terakhir pesan dari saya  yaitu kenangan adalah sesuatu hal yang amat berharga bagi manusia ,kenapa berharga?

Karena kenangan itu tak akan pernah terjadi kembali , itu yang membuat kenangan begitu berharga.

Kenangan yang baik maupun yang buruk , itu semua adalah hal pembelajaran bagi kita untuk melangkah maju ke masa depan, Sekian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline