Lihat ke Halaman Asli

Nodi Herhana

Pembelajar

Meneguhkan Pancasila di Tengah Pandemi Corona

Diperbarui: 1 Juni 2020   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tepat 75 tahun silam ketika Sang Proklamator Indonesia pertama kali menyebut istilah Pancasila dalam kegiatan resmi kenegaraan. Bung Karno dengan lantang menyerukan kepada peserta sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI) tentang konsep dasar negara Indonesia merdeka. 

Meski secara redaksi lima dasar usulan Bung Karno saat itu banyak terjadi revisi, namun esensinya tetaplah sama dengan redaksi resmi Pancasila di dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Semangat perjuangan menuju Indonesia merdeka semakin menggelora karena dasar berpijak membentuk negara sudah tersusun kokoh dan rapi. Hingga akhirnya mimpi para pendahulu menjadi nyata, Indonesia merdeka.

Sebagai negara yang heterogen, Indonesia telah sukses menyelaraskan berbagai perbedaan seperti suku, ras, budaya, bahasa, agama dan lain sebagainya menggunakan alat perekat yang sangat kuat yaitu Pancasila. 

Pancasila merupakan lima dasar negara yang menjadi roh serta cita-cita menuju Indonesia adil, makmur, dan sejahtera. Berbagai tantangan dan ancaman terhadap Pancasila selalu mengintai, namun Pancasila selalu menunjukkan kekuatannya melalui keyakinan bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai Pancasila. Tanpa keyakinan tersebut tentu Pancasila akan kehilangan kekuatannya.

Dewasa ini dunia telah digemparkan dengan munculnya makhluk kecil yang sangat berbahaya yang disebut virus corona atau covid-19. Hadirnya virus corona tersebut telah berdampak luas ke berbagai sendi kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. 

Tidak kurang dua bulan sudah kita menjalani kehidupan yang “tidak normal” dari biasanya. Masyarakat dihimbau untuk selalu dirumah saja, pabrik-pabrik sementara ditutup, pembelajaran sekolah melalui jarak jauh, berbagai kegiatan yang mengumpulkan banyak orang tidak boleh dilaksanakan, bahkan hanya untuk berjabat tangan saja “haram” untuk dilakukan. 

Demi melingungi kesehatan masyarakat, seakan-akan roda perekonomian berhenti seketika, baik masyarakat maupun pemerintah sama-sama dalam keadaan yang sulit. 

Dalam kondisi yang pelik ini, sangat penting kita meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mungkin sudah terlupa. Sangat penting bagi kita untuk menghadirkan Pancasila ditengah pandemi yang mencekik ini.

Inti dari Pancasila adalah gotong royong. Menghadirkan rasa gotong royong ditengah pandemi corona menjadi salah satu kunci sukses kita menghadapi dan mengalahkan virus berbahaya ini. 

Gotong royong itu pusatnya ada di masyarakat bukan di pemerintah, oleh karena itu garda terdepan melawan covid-19 ini adalah masyarakat. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan tugasnya mengarahkan dan menertibkan rakyatnya agar tidak keluar dari jalur yang sudah ditentukan. 

Masyarakat dan pemerintah harus bergotong royong dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Kita harus optimis bahwa pagebluk ini akan segera berakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline