Lihat ke Halaman Asli

Herry Gunawan

seorang pemuda yang peduli

Mengedepankan Literasi di Era Disrupsi: Membangun Kritisitas dan Kewaspadaan di Tengah Provokasi Kebencian

Diperbarui: 8 Desember 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi Digital - perpustakaan.umko.ac.id

Di era disrupsi digital yang begitu cepat perkembangannya, literasi menjadi salah satu kunci utama untuk menghadapi tantangan kompleks yang dihadapi masyarakat. Seringkali, provokasi kebencian dan informasi palsu disebarkan melalui media sosial, membingungkan masyarakat dan menciptakan ketidakpercayaan terhadap informasi yang diterima. Dalam konteks pemilihan kepala daerah baru-baru ini, seringkali terjadi serangan dan penyebaran informasi bohong yang mengandung provokasi, yang dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terpilih. Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan literasi sebagai solusi untuk mencegah provokasi dan membangun masyarakat yang lebih well-educated.

Literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga meliputi pemahaman yang mendalam tentang informasi, kritisitas dalam menganalisis berbagai sumber informasi, serta kewaspadaan terhadap penyebaran informasi yang tidak benar. Dengan literasi yang kuat, masyarakat dapat lebih cerdas dalam menyaring informasi yang diterima, mengidentifikasi provokasi kebencian, dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang tendensius.

Provokasi kebencian yang seringkali muncul di media sosial dapat menciptakan polarisasi dan konflik di masyarakat. Informasi bohong yang disebarkan dengan tujuan tertentu dapat merusak citra pihak tertentu dan mengganggu stabilitas sosial. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi mereka, agar dapat membedakan antara informasi yang benar dan yang tidak, serta tidak terjebak dalam perang informasi yang merugikan.

Dalam menghadapi fenomena ini, penguatan literasi harus menjadi prioritas utama. Pendidikan yang mengedepankan literasi media dan literasi digital perlu ditingkatkan di semua tingkatan pendidikan. Selain itu, pelatihan dan workshop tentang pengenalan informasi yang valid dan kritis juga perlu diselenggarakan secara berkala untuk masyarakat umum.

Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman tentang bahaya provokasi kebencian dan dampak negatifnya terhadap persatuan dan keharmonisan sosial. Dengan kritisitas yang terlatih dan literasi yang kuat, masyarakat dapat menjadi agen perubahan yang mampu melawan penyebaran informasi palsu dan provokasi kebencian.

Dengan demikian, mengedepankan literasi di era disrupsi ini bukan hanya sekedar kebutuhan, tetapi merupakan langkah strategis untuk membangun masyarakat yang lebih well-educated, kritis, dan waspada terhadap manipulasi informasi. Dengan literasi yang kuat, masyarakat dapat membangun ketahanan informasi yang tangguh dan mencegah terjadinya konflik serta ketidakpercayaan yang merugikan. Mari bersama-sama memperkuat literasi dan kritisitas dalam menyikapi informasi di era digital ini, untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, terdidik, dan terjaga dari provokasi kebencian.

Dalam upaya mengedepankan literasi di era disrupsi dan mencegah penyebaran provokasi kebencian, berbagai pihak dapat berperan aktif dan memberikan bantuan. Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan program pendidikan dan pelatihan literasi media dan literasi digital kepada masyarakat. Pemerintah juga dapat mengeluarkan kebijakan yang mendorong transparansi informasi dan menindak tegas penyebaran informasi palsu dan provokasi kebencian.

Sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan lainnya juga dapat memberikan kurikulum yang mengintegrasikan literasi media dan literasi digital dalam pembelajaran. Mengadakan seminar, workshop, dan pelatihan untuk siswa dan guru mengenai kritisitas dalam menganalisis informasi dan mengidentifikasi provokasi kebencian, akan sangat membantu masyarakat.

Yang tak kalah pentingnya adalah media. Media memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan informasi yang akurat, seimbang, dan berimbang tanpa memprovokasi kebencian. Media juga dapat memberikan ruang bagi berbagai pandangan dan pendapat untuk mendorong diskusi yang sehat dan konstruktif.

LSM dan organisasi masyarakat sipil lainnya dapat mengadakan kampanye literasi media dan literasi digital di masyarakat. Komunitas online juga dapat berperan sebagai agen penyaring informasi dan memerangi penyebaran informasi palsu dan provokasi kebencian. Sementara dari sisi individu,  memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan literasi pribadi dan menjadi kritis dalam menyikapi informasi yang diterima.

Dengan kerjasama antara berbagai pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih aman dari penyebaran informasi palsu dan provokasi kebencian. Melalui kolaborasi yang sinergis, masyarakat dapat memperkuat literasi mereka dan menjadi lebih well-educated dalam menyikapi informasi di era digital yang penuh dengan tantangan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline