Lihat ke Halaman Asli

Herry Gunawan

seorang pemuda yang peduli

Peranan Tokoh Agama dan Diplomasi Perdamaian

Diperbarui: 15 September 2024   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menciptakan Perdamaian - jalandamai.org

Kunjungan Apostolik dan kenegaraan Paus Fransiskus di Indonesia telah berakhir pada tanggal 6 September 2024 lalu, namun kesan atas kedatangan Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada Hari Kedua Konklaf Kepausan pada 13 Maret 2013 itu masih begitu mendalam di hati banyak orang khususnya umat Katolik di Indonesia. Tidak hanya meninggalkan kesan mendalam, Sri Paus juga meninggalkan pesan untuk bangsa Indonesia yang disampaikan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat mengantarkan keberangkatan beliau menuju Papua Nugini.

Dilansir dari https://kemenag.go.id/, Gus Men menyampaikan tiga pesan pokok yang disampaikan Sri Paus kepadanya adalah pertama tentang keberagaman di Indonesia yang merupakan kekuatan dan harus dipelihara dan menjadi blessing atau anugerah bagi bangsa Indonesia ini. Kedua, agar senantiasa mengedepankan dialog untuk mengatasi setiap perbedaan dan perselisihan. Kemudian ketiga, untuk menjaga lingkungan agar tetap hijau, karena itu menjadi milik atau hak generasi-generasi yang akan datang.  

Pesan Sri Paus itu selaras dengan nilai-nilai agama, oleh karena itu sebagai warga negara sebuah bangsa yang menjunjung tinggi asas berketuhanan seharusnya pesan beliau memiliki pesan yang mendalam. Seluruh pemeluk agama meyakini bahwa Tuhan YME yang menciptakan keberagaman, namun mengapa masih saja terjadi yang namanya kekerasan atas nama agama, perlakuan tidak adil penganut agama mayoritas terhadap penganut agama minoritas.

Mungkin pendapat dari seorang tokoh besar dan berpengaruh, Sri Paus dapat menginspirasi dan menjadi bahan renungan kita bersama bahwa seharusnya kita mengutamakan dialog untuk mengatasi perbedaan dan perselisihan. Tidak lantas bertindak semena-mena melakukan tindak kekerasan dan mengatasnamakan agama. 

Secara kuantitatif, jumlahnya yang banyak, tentulah aksi yang dilakukan oleh umat muslim menjadi signifikan baik untuk menjaga perdamaian, kerukunan, maupun kelestarian lingkungan agar kekayaan dan keindahan alam Indonesia tidak hanya tinggal cerita ketika sampai ke generasi-generasi yang akan datang. Tentu saja menjaga perdamaian, kerukunan maupun kelestarian lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak. Namun peranan tokoh agama di negara yang menjunjung tinggi asas berketuhanan seperti Indonesia merupakan hal yang sangat menentukan, karena tokoh agama dianggap menjadi representasi agama itu sendiri.

Oleh karenanya jika tokoh agama melakukan kebaikan dan mengamalkan ajaran agamanya dengan baik pasti akan menjadi inspirasi bagi umat beragama. Begitupun sebaliknya apabila tokoh agama tidak mencerminkan ajaran agamanya maka ia akan panen hujatan, makian, sumpah serapah karena dianggap telah mempunyai ilmu agama yang mumpuni namun tidak diamalkan. 

Kita bisa lihat dari Paus Fransiskus yang mendapat kesan mendalam di hati masyarakat Indonesia karena kesederhanaan sikapnya. Kesederhanaan sikapnya sudah menjadi diplomasi tersendiri secara tidak langsung. Beliau lebih memilih menggunakan mobil Inova Zenix, alih alih mobil mewah, selama kunjungannya di Indonesia. Beliau juga menolak tawaran menginap di hotel berbintang dan memilih tinggal di Wisma Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan, karena ingin tinggal di tempat dengan suasana yang sama dengan kediaman aslinya. Kita lantas melihat sikap sederhana ini sebagai cerminan dari pengamalan nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.

Kesederhanaan ini patut dicontoh oleh tokoh agama maupun pemimpin, elit politik, pejabat di instansi di Indonesia yang kerap kali mempertontonkan kemewahan, bahkan sampai anak dan keluarganya yang juga mempertontonkan kemewahan...ingatlah wahai kalian, pilihan kata dan sikap anda dapat mengakibatkan kegaduhan. Diplomasi perdamaian bisa dilakukan mulai dari kata dan sikap anda !!!    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline