Lihat ke Halaman Asli

Herry Gunawan

seorang pemuda yang peduli

Kita, Keberagaman dan Indonesia

Diperbarui: 25 Agustus 2024   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bhinneka Tunggal Ika - jalandamai.org

Diantara kita terlahir dalam kondisi yang berbeda satu dengan lainnya. Diantara kita lahir dengan pendidikan, ekonomi, budaya, dan latar belakang yang berbeda. Perbedaan latar belakang ini merupakan hal yang lumrah terjadi, karena Indonesia sejatinya merupakan negara yang majemuk. Negara yang mempunyai keragaman suku, agama, bahasa dan budaya. Antar masyarkat, mempunyai latar belakang yang melekat di belakangnya.

Kita tidak bisa memilih dilahirkan sebagai apa. Sebagai seoarang Jawa, Papua, atau Kalimantan. Begitu juga dengan agama. Ketika kita kecil tentu akan diajarkan berdasarkan agama yang diajarkan orang tua. Hal yang sama juga dengan budaya, tidak bisa dilepaskan dari budaya tempat tinggal kita. Semua itu merupakan hal yang lumrah. Hal yang wajar, karena kita adalah Indonesia. Kita adalah masyarakat yang multikultur, yang majemuk.

Dalam ranah yang lebih kecil, kita hidup dalam sebuah keluarga. Keluarga masyarakat Jawa, Toraja atau Sunda, tentu juga mempunyai kebiasaan dan tradisi yang berbeda. Gaya hidupnya pun juga berbeda, seiring dengan kemajuan zaman. Hal inilah yang membuat keragaman di Indonesia semakin kompleks. Dan keberagaman ini, sejatinya sudah bukanlah hal yang baru. Jauh sebelum Indonesia berdiri sebagai sebuah negara, keberagaman itu sudah ada.

Ketika Islam masuk ke Indonesia, kondisi masyarakat ketika itu sudah banyak yang memeluk agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. Tradisi dan budaya masyarakat ketika itu juga sudah kompleks. Namun ketika Islam masuk ke Indonesia, keberadaan agama dan budaya yang sudah ada tidaklah hilang. Akulturasi antara Islam dengan agama atau budaya yang sudah ada sebelumnya, masih ada hingga saat ini.

Dengan adanya akulturasi tersebut, tentu akan membuat keberagaman di Indonesia semakin kompleks. Anyaman antara Islam dengan lokalitas, menjadi keniscayaan yang harus bis akita terima. Munculnya Islam Kalijagan, merupakan bagian dari keberagaman tersebut. Anyaman antara Islam dan kejawen, juga masih bisa kita rasakan di sebagian masyarakat.

Seperti kita tahu, Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Indonesia. Yang menarik dari Kalijaga adalah keputusannya menggunakan penyebaran Islam dengan pendekatan budaya. Wayang dan gamelan juga digunakan, sehingga bisa membuat masyarakat ketika itu mudah menyerap Islam.

Apa yang dilakukan oleh Wali Songo yang melahirkan akulturasi, merupakan bagian dari keberagaman Indonesia. Belum lagi antar budaya, juga bisa melahirkan tradisi-tradisi baru. Dan hal tersebut bukan persoalan bagi Indonesia. Karena akan memperkaya Indonesia sebagai negara yang multikultural. Keberagaman itulah yang kemudian membesarkan Indonesia sebagai negara berkembang seperti sekarang ini.

Mari kita jaga dan pertahankan agar Indonesia tetap beragam. Karena keberagaman itu sejatinya merupakan karakter Indonesia. Dan kita masuk dalam keberagaman tersebut. Meski mayoritas Indonesia memeluk agama Islam, bukan berarti keberagaman tersebut bertentangan dengan agama Islam. Karena dalam Islam sendiri keberagaman bukanlah persoalan. Karena ketika Wali Songo menyebarkan Islam ketika itu, tidak pernah mempersoalkan keberagaman yang telah ada. Semoga pihak-pihak yang masih mempersoalkan keberagaman Indonesia hingga saat ini, bisa mengerti dan memahami Indonesia yang sesungguhnya. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline