Lihat ke Halaman Asli

Herry Gunawan

seorang pemuda yang peduli

Menjadi Generasi Penangkal Bibit Radikalisme

Diperbarui: 26 September 2020   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lawan Radikalisme, jalandamai.org

Indonesia merupakan negara yang mempunyai generasi muda yang produktif cukup banyak. Anak muda ini tersebar dari Aceh hingga Papua. Mereka banyak yang bermanfaat, tapi ada juga yang menyesatkan.

Mereka ada yang penuh inspirasi, tapi juga ada yang memilih melakukan provokasi. Mereka juga banyak yang merangkul keberagaman melalui nilai toleransi, tapi juga banyak yang menjadi 'pemukul' yang selalu menyalahkan dan mengkafirkan orang lain.

Dalam konteks kebangsaan, anak muda merupakan generasi penerus bangsa. Tak heran jika presiden pertama Soekarno sempat mengatakan beri 10 pemuda, maka dia akan menggoyang dunia. Energi anak muda pada dasarnya bisa memberikan energi yang positif, jika memang bisa diarahkan untuk kepentingan yang positif.

Jika kita melihat sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, hampir semuanya dikoordinasi oleh kalangan muda. Dari perjuangan melawan penjajah, perjuangan dalam membentuk organisasi di era Boedi Oetomo dan Syariat Dagang Islam, juga diinisiasi oleh kaum muda. Bahkan Indonesia merdeka juga diiniasi kaum muda yang digawangi Soekarno Hatta.

Energi anak muda yang melimpah ini dan rasa ingin tahu yang besar ini, dalam perkembangannya seringkal dimanfaatkan oleh kelompok intoleran dan radikal, untuk melakukan perilaku-perilaku menyesatkan. Salah satu adalah provokasi, menyebarkan berita bohong, menyebar ujaran kebencian, hingga pada tahap yang paling ekstrim adalah melakukan tindakan teror.

Sebagai generasi penerus, mari kita mulai menentukan sikap. Jangan rusak kebesaran Indonesia ini hanya karena bibit radikalisme dan intoleransi yang terus berubah menyesuaikan perkembangan zaman.

Jika melihat dalam beberapa tahun kebelakang, banyak anak muda yang ditangkap karena terlibat aksi terorisme, terlibat dalam penyebaran kebencian, terlibat perusahakan hingga perilaku intoleran.  Sebagai generasi penerus, jika melihat fakta tersebut tentu sangat miris. Anak muda semestinya harus bisa berkontribusi positif bagi perkembangan negeri ini kedepan.

Perguruan tinggi juga harus bisa menjadi tempat yang menyenangkan, sekaligus menjadi tempat menyebarkan nilai-nilai kearifan lokal. Lembaga pendidikan seperti kampus, harus menjadi tempat penyebaran paham kebangsaan, agar remaja tidak lupa akan sejarah dan budaya bangsanya. Karena tidak sedikit kampus justru disalahgunakan menjadi tempat penyebaran bibit radikalisme dan intoleransi.

Penting bagi kita untuk menjadi generasi penangkal bibit radikalisme. jika generasi muda terpapar, dan kampus membiarkan dirinya terpapar, akan semakin banyak generasi muda terpapar paham radikalisme. Mulailah menjaga lisan dan perilaku kita. Mulai sebarkan pesan damai dalam setiap status, postingan dan apapun yang diunggah di sosial media.

Memang tidak mudah untuk menangkal bibit radikalisme. namun, jika generasi penerus ini bisa bersatu menyebarkan nilai dan tradisi kearifan lokal, maka kita semua akan mempunyai filter.

Untuk menajdi generasi penangkal, harus mempunyai literasi yang bagus. Sehingga kita tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan informasi yang ada, dan bisa melakukan cek ricek terhadap setiap informasi yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline