Lihat ke Halaman Asli

Herdoni Syafriansyah

Tidak Penting.

Tentang Burungku

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Burungku sangat periang; suka naik turun ekornya, meloncat-loncat tertawa, tajam serta nyaring suaranya. Ia juga cekatan dan lincah dalam bercinta. Banyak orang menjadi tertarik lalu melirik burungku, lalu memburu burungku. Kuakui, burungku benar sangat menawan.

Burungku cantik sekali: mungil runcing paruhnya, bening bulat matanya, kuning abu-abu bulunya, benar menawan bila di alamnya. Maka, jadilah banyak yang menggodanya, yang memburunya; ingin memilikinya.

Di dedaunan ada ulat, di cabang dan batang pohon ada ulat; ulat gemuk yang putih, ada juga kuning coklat. Burungku suka makan ulat. Di masa sekarang ini, burungku bahagia sekali. Ulat makanannya semakin banyak, sampaisampai pernah bikin heboh di segala media: di koran, radio, teve, dan tak ketinggalan di keyword mesin segala tahu.

Burungku senang hidup di zaman ini, saingannya dalam berburu tidak sebanyak dahulu. Perburuan liar telah menyebabkan banyak saudara sebangsanya yang ditangkap dan perlahan mati. Burungku kini semakin langka. Tapi burungku tidaklah sedih, lantaran kini saingannya dalam jodoh menjadi berkurang. Ulat-ulat gemuk penuh bertebaran tanpa perlu merasa kekurangan.

Burungku senang sekali hidup di zaman ini, zaman di mana saudara sebangsanya selalu mati setiap hari; di mana burungburung selalu diburu tak pernah henti.

Sekayu, Januari 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline