Lihat ke Halaman Asli

Karang Rindu

Diperbarui: 27 Mei 2016   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintihan air mata menguak sebuah kisah yang telah lalu

Mungkin hanya segelintir rindu yang membendung membentuk sebuah karang besar

berdiri tegar, besar, kokoh, dan mengganjal isi hati.

Bongkahan karang ingin kuhancurkan dengan sekuat tenaga.

Namun apalah daya seorang anak manusia.

Biarlah bongkahan karang rindu yang kumiliki menjadi penghias keindahan hati.

Bukankah karang di hamparan pantai membuat sebuah pemandangan menjadi lebih indah?

Karang tersebut menjadi sebuah pemadangan yang sangat indah apabila aku mulai memejamkan mata

Terpejam pulas dalam lamunan yang seolah tak ingin kuhentikan

Terbangun pun aku tak mau.

Namun aku harus bangun untuk menyambut hari demi hari tanpa karang indah di dunia logika

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline