Lihat ke Halaman Asli

Boca Peminta-minta

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu, kutemukan dirinya berdiri di pinggir jalan,

ditemani kaleng kecil yang masih berbunyi nyaring…

Tubuhnya yang terlihat lesu bertumpuh pada

kedua kaki mungilnya yang tampak bertelanjang…

Tangan yang polos tanpa noda menjulurkan

kaleng kecilnya pada setiap orang yang lewat…

Senyum ramah dibibirnya mengembang,

menyapa penghuni kota tanpa pandang bulu,,,

tanpa mengharapkan senyuman balasan,,,

bagaikan matahari yang selalu memberikan keindahannya

kepada dunia tanpa memandang insan yang baik dan yang buruk….

Terkadang ia berharap recehan-recehan dari tangan

orang-orang yang dia tawarkan masuk ke dalam kalengnya,,,

namun tidak menjadi alasan baginya untuk

menjatuhkan air mata kecewa, bila harapannya tidak dimengerti….

Bocah oh bocah….

Sesekali aku menjatuhkan air mata bila membayangkan diriku

yang belum bisa membantunya….

Caranyamenghadapi dunia yang penuh tanda Tanya ini,

adalah pelajaran berharga bagiku,

dan mungkin juga bagi kamu,, ataupun bagi mereka…

Dia takkan terhapus dari ingatanku…

tampangnya yang sederhana, suara mungilnya,

dan senyuman penuh tanda tanya yang selalu mengembang

di bibirnya terlalu kekal untuk mengenal duka…..

Sekian...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline