Lihat ke Halaman Asli

Herdiani Dewi Sekarwati

Mahasiswi S1 Departemen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro

Darurat Hoax! Mahasiswa Undip Gelar Gerakan Cerdas Kelola Informasi bagi Masyarakat Digital Migrant Rejomulyo

Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Rejomulyo, Semarang (31/07/2022) -- Mahasiswi KKN Tim II Undip tahun 2021/2022 mengadakan program kerja monodisipliner 2 yang berlokasi di wilayah RW 07 Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur. Kegiatan yang diikuti oleh 29 masyarakat RW 07 pada rentang usia 30 hingga 60 tahun ini dumulai dengan sesi sosialisasi dengan materi bahaya hoax beserta cara pencegahan yang dapat dilakukan.

Dengan mengangkat tema "Masyarakat Hebat Berani Lawan Hoax sebagai Upaya dalam Mewujudkan Peace, Justice, and Strong Institution" penulis berharap bahwa acara ini akan menjadi batu loncatan untuk mendukung tercapainya agenda pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) agenda ke-16 terkait dengan Peace, Justice, and Strong Institutions.

Merujuk pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Indonesia sendiri ditemukan 9.546 kasus hoax sepanjang awal tahun 2022. Sementara pengguna media sosial di Indonesia mencapai angka 191 juta dengan presentase penggunaan tertinggi ada pada Whatsapp yang mencapai 88.7%, Instagram 84.8%, Facebook 81.3%, TikTok 63.1%, serta Telegram 62.8%. 

Sayangnya, kebebasan serta kemudahan dalam mengakses informasi berujung pada sulitnya pengendalian persebaran informasi yang berujung pada timbulnya permasalahan seperti merebaknya informasi palsu (hoax) serta konten yang memuat ujaran kebencian sehingga berdampak pada terganggunya perdamaian dan persatuan antar masyarakat.

Dokpri

Masyarakat RW 07 didominasi oleh usia dewasa hingga lansia dalam teori digital disebut sebagai 'digital migrant'. Kemajuan teknologi dan informasi memaksa masyarkat RW 07 mau beradaptasi dan belajar lagi terkait komunikasi digital. 

Sayangnya, minimnya pendampingan dan edukasi terkait penggunaan media sosial dan komunikasi berujung pada sulitnya masyarakat RW 07 membedakan hoax dengan informasi kredibel serta mudah tersulut dengan konten yang bernada menyudutkan pihak tertentu yang mayoritas disebarkan melalui Whatsapp Group (WAG). 

Hal ini kemudian berimplikasi pada masyarakat yang menjadi lebih mudah terprovokasi sehingga perdamaian antar warga menjadi berkurang. 

Selain edukasi seputar bahaya hoax, penulis juga memberikan saran atau tips dan trik untuk menjadi masyarakat yang lebih kritis dan bijak dalam bermedia sosial dengan menginformasikan sejumlah situs berita terpercaya, cara melihat keaslian dan kredibilitas berita, hingga menjelaskan ancaman hukum yang mengintai bagi mereka yang menyerbarkan berita palsu atau hoax. 

Produk dari program ini adalah poster infografis yang ditempelkan pada lokasi strategis sehingga masyarakat dapat terus membaca informasi seputar bahaya hoax.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline