Lihat ke Halaman Asli

Herbert

Siswa SMA Kolese Kanisius

Memupuk Hedonisme melalui TikTok Shop

Diperbarui: 20 November 2024   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan TikTok Shop (Sumber: Tangkapan layar penulis)


Pastinya Anda tidak asing lagi dengan TikTok Shop, sebuah fitur belanja online yang terintegrasi dalam aplikasi TikTok. Hal tersebut berarti TikTok Shop juga terintegrasi dengan format video pendek yang dipakai TikTok, sehingga memungkinkan pengguna untuk langsung membeli sebuah produk dengan menekan sebuah ikon dalam video pendek yang mereka tonton. Cara pembelian yang beragam tapi praktis ini memudahkan interaksi pembeli dan toko, serta menjembatani sela antara e-commerce dan hiburan.

Fitur yang diluncurkan pada 17 April 2021 ini telah menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Bahkan platform ini telah menyalip Tokopedia dan Bukalapak dalam kurun waktu 3 tahun.

Menurut informasi dari TMO Group, 9% ( Rp76,8 triliun) dari transaksi bruto e-commerce di Indonesia berasal dari TikTok Shop. Persentase ini baru menunjukkan transaksi yang terjadi eksklusif di TikTok Shop. Setelah mengakuisisi Tokopedia pada Desember 2023, transaksi TikTok Shop di Indonesia pun semakin meningkat.

Bagaimana Cara Kerja TikTok Shop?

Sama seperti platform e-commerce lainnya, TikTok Shop menjual barang secara online. Kunci dari kesuksesannya terletak pada teknik pemasaran khas yang dipakai. TikTok Shop memanfaatkan konten video pendek untuk memasarkan produk, sering kali dengan bantuan influencer (disebut juga affiliate marketing) atau melalui live commerce dalam TikTok Live. Selain itu, ada juga fitur - fitur lainnya, yaitu diskon besar dan flash sale yang mendorong konsumsi para pengguna.

Teknik live commerce sesuai namanya adalah teknik penjualan produk melalui interaksi langsung antara pembeli dan penjual secara online. Teknik ini memungkinkan toko - toko atau merek - merek kecil untuk berinteraksi langsung dengan audiens luas, sehingga mereka setidaknya dapat dilihat oleh banyak orang. Anda dapat melihat praktik ini secara langsung dengan cara membuka aplikasi TikTok lalu menekan ikon/tombol LIVE di kiri atas.

Mereka menawarkan produk dengan promosi menarik, seperti diskon besar-besaran atau bonus eksklusif. Ditambah lagi, konsep FOMO (Fear of Missing Out) mendorong konsumen untuk segera membeli sebelum kehabisan.

Contoh live commerce di TikTok (Sumber: tangkapan layar penulis)

Teknik affiliate marketing memungkinkan keuntungan bagi pihak produsen dan konsumen dengan cara memberikan komisi kepada setiap orang yang membuat konten promosi produk. Teknik ini sebenarnya sudah ada dan sudah digunakan oleh platform lainnya sejak dulu, tapi belum ada yang berhasil memanfaatkannya seperti TikTok Shop. Melalui teknik ini, toko - toko atau merek - merek yang kurang terkenal dapat menjadi sukses dan terkenal.

Menurut Arnold Oscar, VP of B2B Commercial, hal tersebut disebabkan oleh affiliate yang memasarkan produknya. "Dulu konsumen melihat apa yang digunakan oleh orang terkenal untuk pertimbangan. Sekarang, rekomendasi teman terdekat bisa menjadi pertimbangan.”

Umumnya para affiliate membuat video ulasan produk, tapi banyak juga yang menggunakan hiburan untuk menarik pembeli. Misalnya, mengintegrasikan iklan produk di dalam sebuah video lucu, menggunakan lelucon dan candaan saat memasarkan produknya, dan lainnya. Fitur video pendek yang ada di TikTok membawa kemungkinan yang luas bagi orang - orang untuk memasarkan sebuah produk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline