Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Prevalensi Stunting Agar Tak Genting, Ditenggarai Gizi Buruk Kronis

Diperbarui: 25 November 2023   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jawapost.com

Prevalensi Stunting Agar Tak Genting, Ditenggarai Gizi Buruk Kronis.

Stunting ditenggarai oleh karena kurangnya asupan gizi kronis selama anak tengah dalam masa-masa pertumbuhan, disinyalir menjadi faktor utama penyebab terganggunya pertumbuhan tinggi badan yang mengalami perbedaan signifikan dari anak sebayanya.

Seorang anak yang mengidap Stunting ditandai dengan system daya tahan tubuh (Imun) lemah mudah lelah, serta Intelligent Quotient (IQ) rendah, dilansir World Health Organization (WHO). Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang tidak paripurna.

Stunting sendiri menjadi perhatian khusus Kementerian Kesehatan, disejumlah kampanyenya yang menyeru Gerakan Generasi Bersih dan Sehat (GenBEST) yang digalakan Sebab hal tersebut menjadi problema yang menggejala oleh karena seyogyanya menjadi ancaman utama bagi kualitas masyarakat Indonesia.

Yang mana tak hanya mempengaruhi gangguan pertumbuhan fisik namun juga gangguan fungsi Otak, oleh karena asupan gizi sedemikian buruk, tidak terpenuhinya pasokan nutrisi serta psikososial yakni terkait hubungan individu yang dipengaruhi oleh faktor eksternal (sosial) dan kesehatan mental (Emosioal).

Stunting pada anak tak serta merta terjadi begitu saja, melainkan dipicu banyak faktor. Di antaranya yaitu minimnya wawasan seorang Ibu perihal kesehatan serta gizi pada masa-masa bayi dalam kandungan dan paska melahirkan jabang bayi.

Kurang dan terbatasnya layanan Antenatal Care (ANC) ialah bentuk pemeriksaan bagi Ibu hamil (Bumil), guna meningkatkan kesehatan fisik maupun mental Bumil secara optimal. Disertai pemberian infomasi yang mencerahkan.

Perihal kesehatan, memelihara kehamilan, menghadapi proses persalinan, menyambut kelahiran jabang bayi, melewati masa-masa nifas, proses inisiasi pemberian ASI Ekslusif, merawat buah hati dengan pemenuhan gizinya. Hingga proses perbaikan organ reproduksi.

Yang mana keseluruhnya dapat dilakukan di Puskesmas, di Klinik, atau di Rumah Sakit (RS) dilakukan oleh tenaga kesehatan paramedis, terdiri dari Perawat, Bidan, Dokter Spesialis Obstetri serta Ginekologi.

Semoga kian berkurangnya angka anak dengan kasus Stunting, dan semoga kian tercukupinya nutrisi bagi ibu dan anak Indonesia. Agar tidak ada lagi anak-anak yang menderita lantaran gizi buruk.

Dan masyarakat pun menerapkan pola hidup sehat dalam keseharian, tak mengabaikan asupan vitamin, gizi dan nutrisi. Demi generasi penerus Bangsa yang terlahir dalam kondisi sehat

Jakarta, 25/11/2023
Hera Veronica Suherman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline