Milenial dan Tongkat Estafet Milik para Pejuang, Perang Pikir di Ranah Demokrasi Terpimpin.
Kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak serta merta didapatkan secara cuma-cuma melainkan buah manis dari perjuangan panjang para pahlawan yang sejatinya telah berpulang ke haribaan Illahi.
Melepaskan diri dari Kolonial yakni memutus belenggu kekuasan Zalim, dan tak sudi Marwah Bangsa diinjak-injak. Sehingga tumbuh menjadi Bangsa yang berdaulat di atas Demokrasi Terpimpin.
Kemerdekaan tidak pula hasil dari belas kasihan Bangsa lain, memberikan pembebasan dengan alat kuasa. Layaknya narapidana/warga binaan. Hingga dapat melenggang keluar dari lapas. Dengan remisi.
Peringatan 10 November ditandai sebagai tonggak bagi kaum Milenial dengan darah muda yang dipenuhi gejolak. Guna meneruskan tongkat estafet perjuangan yang tak berkesudahan, serta berjuang tanpa perlu angkat senjata, melainkan menyulut perang-perang pikir yang dahsyat.
Memahat prestasi mengglobal pada kancah dunia sehingga dapat membelalakan mata dunia, bahwasannya Bangsa Indonesia Berjaya, dan niscaya dapat disejajarkan Bangsa besar lainnya.
Bukan malah lena bagai dininabobo, menjadi generasi mager yang tak miliki sekerat nyali terlebih nyawa ambisi. Sekedar mengikuti arus deras kehidupan dengan bahtera yang oleng dihempas gelombang.
Tanpa memiliki intuisi serta inisiatif guna bentangkan layar, serta menguasai kemudi dan kemudian melaju melenggang membelah segala kemungkinan. Menepikan rasa ambigu serta bangkitkan self confident.
Di 10 November gugur helai daun di atas pusara dan nisan pejuang, terkenang jasa-jasa yang tak lekang meski raga berkalang tanah. Namun semangat juang meraih cita kiranya tak akan binasa.
Selamat Hari Pahlawan
Jakarta, 10/11/2023
Salam Juang
Hera Veronica Suherman