Di Piring Lebar Bakakak Hayam Terkapar
Aroma menguar dari
tubuh bakakak hayam terkapar
di atas piring berukuran lebar
masih panas dirubung penari asap
Bawa aroma kelezatan tiada tara
lompat lalu terbang lintasi jendela
menyapa hidung-hidung di luar sana
di ujung dengusnya mengendus
Mencari-cari aroma dihembuskan
serta ditiup angin menderu
menusuk lubang hidung dan
lantas serta merta mencubit lambung
Bakakak hayam tergolek di piring saji
dilumuri berkilat bumbu rempah
memancing liur bangkitkan lapar
di sela cacing dalam perut kalap berteriak
Gelandangan di luar sana
di balik tebal tembok restoran
sudah kenyang menghirup aroma
beragam macam makanan
Namun takada yang sudi berbagi
selain mengirimkan aroma lezat
tuk dihirup hingga kembung
dan mereka pun kerap makan angin
Memotong bakakak hayam
dengan ujung lidah merupa pisau
mengiris impian ditetesi liur
di meja khayal di nyata realita tak berbual
H 3 R 4
Jakarta, 17/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H