Tanpamu Langit Masih Biru
Tanpamu Langit masih Biru
sebiru warna belao
kutabur pada wajah semesta
merupa sehelai kain putih
yang terkena luntur
Dahulu aku berpikir
hari-hari yang kualami
akan suram dan muram
seperti wajah ayam petelur
tengah mengejan menetaskan telur
Seperti mimpi buruk
yang tak henti menggaruk
bak lengan si beruk
tatkala raga memilih rebah
di kasur kapuk nan empuk
Selintas terpikir olehku
tanpamu aku akan
berjalan terseok
meniti anak tangga hariku
menjahit dan menyulam kecewa
Aku kira tanpamu
duniaku runtuh seperti
kota terdampak perang
menyisa puing reruntuhan
sejatinya membinasakan
dan membuat carut marut
Ternyata tanpamu
aku baik-baik saja
hanya perlu adaptasi serta
berdamai dengan perasaan
menjahit luka dan merasa tak
Menjadi orang
yang paling merana
takada derai tawa
melainkan rinai hujan dan
aku kuyup akan kenangan
H 3 R 4
Jakarta, 20/01/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H