Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Sawah di Mata Abah

Diperbarui: 13 Desember 2022   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Manbutur Photografy@flickr.com

Sawah di Mata Abah

Mata abah berisi
petak-petak sawah
rumpun padi merunduk
digelayuti bulir-bulir emasnya

Abah duduk di tengah sawah
di saung bilik nan mungil miliknya
mereguk kopi hideung sareung udud
sembari matanya melumat

Sepotong pisang goreng
yang terkapar di atas piring
dan sedari tadi di bawa ambu
dari rumah yang agak jauh dari sawah

Pipi Abah kemong
disesapnya rokok kawung
dalam-dalam lantas dihembuskan
seraya jemari keriput abah mencomot

Pisang goreng haneut
dengan posisi menantang melintang
terlalu sayang dibiarkan teronggok
sedang ambu telah membuatkannya

Sebagai kawan minum kopi
maka digigitlah dengan sepenuh
rasa nikmat manis pisang goreng
berpadu kopi agak pahit serta

Selinting rokok kawung
adalah kenikmatan tiada tara
dan luar biasa sambil dikipasi
angin sawah bertiup sepoy-sepoy

Sawah di mata Abah
terpahat lekat di nadi-nadi
para penandur yang kerap tempur
di antara becek genangan lumpur

Abah dan sawah
geliat denyut sahaja jantung hidup
cenderung apa adanya tak neko-neko
jalani, nikmati dan syukuri

Bukan hidup belaga kaya
namun jiwa sejatinya compang-camping
laksana seonggok kain perca lusuh
menatap sejuk mata abah sebab ada sawah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline