Aku Menantimu
Aku menantimu pulang
dengan harap-harap cemas
memasang telinga tajam
mendengar suara alas kakimu
memasuki pelataran dan membuka
pintu gerbang utama diringi deritnya
dan suara gesek sepatumu
mengagahi lantai bebatuan alam
berwarna kehitaman
Hati kecilku pun sontak
bersorak sorai
gembira bukan kepalang
menyaksi sosokmu
di ambang pintu
dan kusambut dengan
seulas senyum sunringah
serta manik mataku di penuhi
remah-remah mutu manikam
berpendar dan berkilauan
Lantas kusambut dan kuraih kau
dalam hangat pelukku
seraya kucium aroma
asin keringatmu selepas
berjibaku pecahkan karang
kesukaran dengan jemarimu
kuat-kuat mengepal
tak berdarah tak bernanah
dan takada yang luka
sebab lika-liku hidup
menjadikanmu petarung tangguh
kau tutup rapat bibirmu
untuk sekelumit kesulitan
dan kau telan mentah-mentah
kudapan pahit getir hidup
Aku selalu menantimu pulang
ke rumah cinta kita
bawa selembar hangat
dalam rengkuh yang hanya untukku
dalam setia dan cinta untukmu
tiada pernah memudar
hingga di ujung waktu
H 3 R 4
Jakarta, 13/11/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H