Seperti Meniti Jembatan Kayu
Hidup seperti
orang tengah meniti
jembatan gantung kayu
yang terdengar deritnya
seirama alas kaki menjejak
susunan potongan-potongan
tubuh kayu hingga membentang
lalu menjadi jembatan penghubung
Hidup serasa
terombang ambing
layaknya tengah berayun
di atas jembatan dicekik rasa
kengerian melebihi takut melihat
begal berwajah seram di pinggir jalan
beraksi menodong sepucuk senpi buat
takut setengah mati lalu mati berkali-kali
Sejatinya hidup
terus saja melangkah
meski.kecemasan nyata
menghantui penuhi ruang pikir
riuh.pikiran negatif merasuk lalu
bergentayangan lantas mempertebal
awan-awan ketakutan pada pelataran
rasa di tepian jiwa sudut tanpa terduga
Hidup adalah cerita
perihal keberanian dan
ketakutan kerap berjalan
beriring mengisi setiap sendi
dan lini kehidupan dalam balutan
dan lilitan milik.lengan kemyataan
yang pasti segala.rasa mendebarkan
tatkala meniti seutas jembatan gantung
Bukan mustahil
papan pijakan dapat
lapuk suatu waktu sebab
dijerang bara surya nan panas
dihujani dari atap langit menderas
sehingga tubuh kayu didapati kuyup
kian ringkih saja dari waktu ke waktu
bisa-bisa terperosok hingga ke bawah
Sementara di sana
telah menanti bebatuan
kali disaput lumut hijau serta
di bawahnya mengalir arus deras
dan jeram-jeram liar menghanyutkan
hidup penuh hal tiada terduga layaknya
tengah meniti jembatan teramat panjang
yang entah di mana letak ujungnya seraya
Melangkah tegap
lintasi jembatan kayu
mencoba membuang rasa
ketakutan menghanyutkannya
hingga ke dasar kali dalam-dalam
hidup adalah perlintasan di seutas
jembatan kayu di asa yang tak tentu
sebab hati bukan merupa batu diam bisu
H 3 R 4
Jakarta, 21/12/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H