Mawar Tercabik
Perempuan itu tak ubahnya
setanqkai mawar merah
merekah indah helai kelopaknya
Teramat ranum dan molek
menanti saat tuk dipetik
masihlah amat lugu dan belia
Mekar dan bertumbuh
seiring tubuh mulai padat berisi
sebagaimana jelang mendewasa
Ia kerap ceria serta
rekahkan seulas senyum
pada seraut wajah semesta
Nikmati saat-saat bertumbuh
hingga kelak dipetik jemari takdir
yang menggelitik benak
Namun tak disangka tak dinyana
keindahan ragawi terinjak
buat tubuh jiwa koyak
Dan tak kuasa berteriak
di antara nafas memburu
memahat secodet keliru
Lengan durjana terjulur
dituntun kelebat benak kotor
penuhi sampah di beranda kepala
Mawar merah pun tercabik
hingga helai kelopak ragawi rontok
kasar dipreteli satu demi satu
Lalu Mawar hanya dapat
pecahkan air matanya dan
lelehkan kesedhan sederas hujan