Kepada Tuan Pemuja Puan
Duhai Tuan
kau memuja puan
setinggi langit
menyanjung hingga
buat atna sekarat
dalam rasa damba
nan menggila
di ujung pisau harap
tak pernah tumpul
dan berkarat
kendati dijilat liur waktu
dan meski harap
dipatahkan kapak
hingga asa berderak
kemudian terserak
Wahai Tuan
usah letakan dambamu
hanya pada seorang
sahaya sepertiku
hingga kau jadikan dirimu
layaknya si pungguk
rindukan bulan
aku hanya ilalang jalang
yang tumbuh di pinggir jalan
yang terabai dan bahkan
ditebas parang kenyataan
di belantara kehidupan
yang keraskan selembar jiwa
Duhai Tuan
usah menghiba
mengundang rasa tak tega
pada jemari asa
tulusmu meluluhkan sukma
melunakan atma yang
mengeras dan membatu
ingin kubasuh luka-luka
di sekujur tubuh rasamu serta
kuobati sesayat kecewa
dan memeluk erat
kurebahkan ragamu
nan lelah di atas pangkuan
H 3 R 4
Jakarta, 06/10/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H