Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Kau Melukis Huma di Kepala

Diperbarui: 4 Oktober 2022   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Salah801Tumblr.com

Kau Melukis Huma di Kepala

Kau mendamba
miliki hunian dengan
daun pintu dan jendela
tempat kau memasukkan
dan meletakan kenangan

Menyimpannya dalam
ruang-ruang tersedia
di mana setiap sudutnya
dialiri kehangatan merambat
hingga ke dalam urat

Rumah dengan jantung, jiwa
dan denyut nadi pemilikmya
bukan sekedar tempat berlindung
dari panas terik serasa mencekik
tempat hangat memeluk

Lebih hangat dari kecupan
mentari pagi di kening
kupu-kulu lurik dan di kelopak
bunga bermahkota bulir embun
yang serupa serpihan kaca

Kau inginkan rumah
dikelilingi pagar kebersamaan
bukan tembok-tembok tebal
individualis buat rasamu
serasa diiris seiris demi seiris

Beratap teduh lebih teduh dari
rindang pohong beringin
yang kian hari kian tumbuh kokoh
di samping atau pun dii pelataran
rasa di tanah jiwamu

Kau melukis rumah di kepalamu
di antara tertegun serta damba
yang tak pupus meski waktu hangus
disulut dan dibakar bara surya
di antara dengus dan hasratmu

Tak seujung kuku tergerus

H 3 R 4
Jakarta, 04/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline