Kita Hanyalah Sampah Tempat Orang Meludah
Pernah kita sama-sama dihimpit sukar
menahan lapar tubuh gemetar dan
terjerembab di kubang pekat
sepekat air comberan
Jalani hari-hari genggam sebilah belati
tak ragu tikam keji barang siapa
yang enggan tuk dilucuti
harta benda miliknya
Kita pernah menjelma Serigala-serigala
buas dan lapar pongah menjejak
tubuh aspal tinju terkepal
si lemah pun terpental
Benak tersaput kerak jelaga hitam
sehitam jalan hidup di bawah
lorong-lorong nan kelam
penuh baku hantam
Kita adalah anak-anak malam dibawah
asuhan lengan rembulan melenakan
dan juga dilecut mentari garang
membakar buat jiwa kian liar
Kita sesap kehidupan malam di geliat
nadi-nadi waktu cepat merambat
mengeraskan jiwa-jiwa kita
sekeras bongkah batu
Sampai saat kenyataan keras menampar
buat jiwa-jiwa angkuh kita tergetar
kita hanyalah sampah tempat
orang-orang meludah
Kita tak ubahnya asbak tempat
remah-remah debu terserak
tempat kotor bertumpuk
hingga kini tersedak
Kita penyintas lorong-lorong kelam
jalani hari-hari suram tanpa dian
dan berkali-kali mendekam
sel pengap hitam arang
Nyata tercoreng di dahi
H 3 R 4
Jakarta, 22/09/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H