Pemuisi Tak Butuh Pengakuan
Terus saja gurat kata
usah banyak menghiba
terlebih mengais belas kasihan
dalam gamit jemari simpati
Ada kalanya hidup
menghempaskan pada
tubir kesunyian paling sunyi
pada tombak titik nadir
Jalinan kawan yang
lamat-lamat kian menjauh
angkat kaki dan tak muncul lagi
lupa pernah merajut kebersamaan
Muntahkan saja aksara
sepenuh jiwa sedalam rasa
sebab pemuisi tak butuh
sebuah pengakuan
Cukup meramu aksara
pada persada Literasi
pada perlintasan nan ramai
dipenuhi peracik diksi
Hingga nafas terhenti
sampai waktu menyeru
untuk kembali pulang
dan lahir kembali generasi
Penenun Aksara
dari rahim para pemuisi
H 3 R 4
Jakarta, 19/09/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H