Bulir Kristal Berhambur di Matamu
Butiran kristal berhambur
dan meluncur dari matamu
merayap perlahan di pipi
luruh membasuh paras kesedihan
tak kuasa di bendung dan
tak berapa lama menganaksungai
menghanyutkan secarik rasa
bening yang selalu pecah berderai
setiap waktu buat jiwamu terkulai
Seiring ayat-ayat cinta nan beku
serta syair-syair teramat pilu
kemarau panjang dalam kalbu
yang tak kunjung berakhir
terik yang kau rindukan beri
selubung hangat pada sukma
usah tumpahkan butiran permata
dari kelopak mata indahmu
agar takada netra yang kerap basah
Seka air matamu jangan biarkan
tumpah ruah hingga merupa
genangan nestapa yang kelak
menenggelamkanmu dan buatmu
terbawa arus pusaran waktu
dan hingga bila tiba masanya
ia akan memenggal batang usiamu
kau bawa sekeping lara dalam
gundukan makam jiwa
Jangan biarkan semesta
dengan lantunan kidung heningnya
menyaksimu tiada henti
memerah bulir-bulir airmata
takkah menangis buat jiwamu lelah
lelah yang terpahat di sepasang mata
bias sinar yang lamat-lamat meredup
teramat sayup dalam jiwa nan kuyup
di mana nelangsa menelusup
H 3 R 4
Jakarta, 30/07/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H