Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Takkan Habis Tinta

Diperbarui: 22 Juli 2022   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: journaldudesign.fr

Takkan Habis Tinta

Takkan habis tinta dan
takkan pernah kering kerontang
layaknya kemarau panjang
buat kering ladang-ladang pikir
rindukan sepercik bulir-bulir ilham
menitik dan jatuh terjerembab
menyentuh benak

Tak pernah letih sang penyair
merajah tubuh aksara
meniupkan ruh dan
memberi sehelai nyawa
lantas menghidupkannya hingga
aksara berkelana di ranah baca
lalu dilucuti sepasang netra

Aksara merupa sehelai nyawa
bagi para penyair kata
memahatnya dengan segenap
cita . . .
rasa . . .
karsa . . .
dalam gurat sedalam urat

Takkan pernah habis tinta
menyusun sekumpulan aksara
hingga kelak menggoreskannya
dengan ceceran merah darah
kendati aksara dianggap
sekedar seonggok remah
bagi jiwa-jiwa pongah

Aku yang gemar
mengkencani aksara
mencumbui makna
milik para penenun kata
yang kerap kenakan
selembar busana sahaja
tanpa angkuh rasa

H 3 R 4
Jakarta,  22/07/2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline