Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Emak . . . Abah . . . Ujang Hoyong Sakolah

Diperbarui: 21 Juli 2022   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Siyah//Beyaz@Pinteresr.com

Emak . . . Abah . . . Ujang Hoyong Sakolah

Dari balik jendela rumahnya
Ujang hanya bisa menatap
langkah-langkah bergegas
menuju
 pintu gerbang dan
memasuki pelataran sekolah

Pekik tawa riang
anak-anak sebayanya
seakan merobek gendang telinga
dan hatinya serasa perih
laksana disayat-sayat sembilu

Menyaksi mereka-mereka
dalam balutan seragam sekolah
amat rapih seraya menggendong
tas di bahu berisi tumpukan
buku-buku catatan ilmu

Hati Ujang meronta-ronta
sedang ia dipaksa keadaan
turun ke sawah membantu abah
di petak-petak sawah garapan
demi kebutuhah harian

Hari demi hari dilalui
Ujang hanya menelan ludah
tenggorokannya sontak terasa kering
sekering tanah tatkala musim
kemarau tiba buat kering sawah abah

Sorot mata Ujang mendadak redup
tak ubahnya nyala lampu patromak
yang nyaris kehabisan minyak
hatinya serasa remuk redam
bagaikan dihantam godam

Lantas hancur menjadi kepingan
seketika kedua bola mata Ujang
runtuhkan hujan dari langit asa
dan harapnya yang tak kesampaian
seiring bulir nestapa dan tetes nelangsa

"Hatinya merintih sedih"
Emak . . .
Abah . . .
"Ujang hoyong sakolah"

H 3 R 4
Jakarta, 21/07/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline