Pojok Sepi
Suara-suara itu tak henti mencibir
dan seolah terus terngiang di telinga
bernada mencela serta penuh hina
buat kian tersudut meremas kalut
Pojok sepi jadi tempat nan nyaman
guna sembunyi dan benamkan diri
dari mereka yang hatinya digeragoti
virus benci, dengki dan antipati
Hanyalah sepi jadi karib sejati dan
seraut wajah purnama pasi jadi
penghibur diri dengan sepotong janji
pasti kan kembali menyambangi
Bersandar lunglai di sudut ruang
seakan ingin tenggelamkan wajah
di baki berisi air nan keruh dan
enggan menyembul lagi kepermukaan
Muak sungguh muak menatap
sorot mata seakan berlumur sampah
menatap jijik bak genangan pekat
comberan berbau busuk menusuk
Serasa jemari ingin menimpuk
bahkan mencongkel kedua biji mata
hingga tak terlihat lagi bara benci
merah menyala dikipasi angkuh hati
Teriakan penuh maki masih saja
menelusup dan serasa merobek telinga
dan mencincang-cincang rasa lantas
menaburinya dengan garam dan cuka
Buat luka meradang
buat kesumat tak terbilang
H 3 R 4
Jakarta, 21/5/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H