Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Nasib Sehelai Daun

Diperbarui: 3 Mei 2022   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : beautyballeza@pinterest.com

Nasib Sehelai Daun

Satu demi satu
daun terpelanting
luruh berbantal kayu
lapuk dimangsa waktu
ditabuh angin menderu
mencipta sebuah alunan
simfoni melankolia syahdu
laksana selaksa rindu gugur
ditimbun masa sedia mengubur
selembar daksa pun hancur lebur

Ia hanya pasrah
ketika tubuh ringkih
dipinang jemari waktu
menyepuh usianya di atas
sehelai daunan menguning
dan acap kali mencium mesra
kening serta akhirnya terbaring
lantas diwafatkan oleh takdirnya
hingga rebah dininabobokan masa
dan berselimut hening di kaki waktu

Nasib sehelai daun
diombang-ambing angin
hingga jatuh dan dilempar
silir bayu terbang melayang
terpental jauh tak tentu arah
pasrah tak sanggup melawan
tangan takdir dan apa yang jadi
sebuah ketetapanNya dan takada
yang dapat menawar terlebih guna
mengganggu gugat selain menerima

Garis nasib tertera
pada lembar buku usia
pun kehidupan milik insan
di atas bentala dan kesemua
yang luruh pertanda telah tiba
pada masanya yakni temui batas
gerbang akhir menapaki titian usia
sebab usia telah dihujam panah masa
dan menemui kata sudah maka selesai

----------THE END----------

H 3 R 4
Jakarta, 3/4/2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline