Merah Tembaga di Balik Selubung Tirai Hitam
Sesaat jelang kelam
bulatan paripurna tenggelam
beranjak menuju ranjang peraduan
ditelan kebisuan merenda kesyahduan
Kerling nakal gemintang
mencandai mesra dewi malam
di lubuk senyap mengendap-endap
kening semesta dijatuhi mutu manikan
Sehelai tirai hitam
menggelinjang dicumbu
silir angin liar menderu menyapu
remah-remah debu dibentang masa lalu
Merah tembaga
semerah luka menganga
yang tak jua dipertautkan masa
memahat goresan lara di manik mata
Semesta menyepuh
warna nestapa di hitam
yang seakan merajam kejam
di keping hati yang tak lagi bertuan
Sesayat luka ingatkan
penggalan cerita bahwasannya
di merah tembaga ada luapan amarah
serta luka bernanah dan rasa tak punah
Di ruah semesta
bawa benak berkelana
terbitkan awan kesedihan
seraya menyeka bening air mata
H 3 R 4
Jakarta, 27/4/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H