Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Merah Tembaga di Balik Selubung Tirai Hitam

Diperbarui: 27 April 2022   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : shapa Talabani@Pinterest.com

Merah Tembaga di Balik Selubung Tirai Hitam

Sesaat jelang kelam
bulatan paripurna tenggelam
beranjak menuju ranjang peraduan
ditelan kebisuan merenda kesyahduan

Kerling nakal gemintang
mencandai mesra dewi malam
di lubuk senyap mengendap-endap
kening semesta dijatuhi mutu manikan

Sehelai tirai hitam
menggelinjang dicumbu
silir angin liar menderu menyapu
remah-remah debu dibentang masa lalu

Merah tembaga
semerah luka menganga
yang tak jua dipertautkan masa
memahat goresan lara di manik mata

Semesta menyepuh
warna nestapa di hitam
yang seakan merajam kejam
di keping hati yang tak lagi bertuan

Sesayat luka ingatkan
penggalan cerita bahwasannya
di merah tembaga ada luapan amarah
serta luka bernanah dan rasa tak punah

Di ruah semesta
bawa benak berkelana
terbitkan awan kesedihan
seraya menyeka bening air mata

H 3 R 4
Jakarta, 27/4/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline