Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Sehelai Nyawa di Teka-teki Hidup

Diperbarui: 12 April 2022   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Francieli@Pinterest.com

Sehelai Nyawa di Teka-teki Hidup

Warna cat dinding pucat pasi
serupa dengan wajahku
begitupun bantal serta bedcover
mengusung warna senada

Hari ke hari netraku menatap
jarum-jarum waktu
yang seakan berjalan merayap
layaknya hewan melata

Belum lagi indera penciumanku
seakan dipaksa terbiasa
menghidu aroma obat menyengat
nan teramat kuat

Aku masih menjadi seorang
penghuni ruang pengap
serta pesakitan yang harapkan
tangan-tangan keajaiban

Nasibku tak ubahnya sebutir
telur di ujung tanduk
dan keajaiban itu serasa kian
jauh panggang dari api

Aku akrabi runcing jarum suntik
menusuk-nusuk arteri
dan kudapati hari demi hari
ragaku kian ringkih

Tatkala orang mensia-siakan
hela nafas hidup
sebaliknya aku tengah berjuang
harapkan kesembuhan

Seandainya saja aku dapat
menukar jiwaku
tak peduli berapapun harga namun
hidup sangatlah bernilai

Hanya orang sakit jiwa atau mungkin
orang yang sudah bosan
menghuni alam fana yang sudi
menukar selembar jiwa

Dan sehelai nyawa takada yang
kuasa memperjual beli
harapan hidup untukku kian tipis
setipis helai rambut di kepala

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline