Pedang Malaikat Kematian
Malaikat kematian berjubah kelam
mengendap-ngendap di balik
punggung nisan
Seraya membawa pedang kematian
di genggaman tapak lengan
dihunus nyawa
Hidup dan kehidupn insan hingga
ruh melayang beterbangan
tercerabut dari raga
Dan nadi-nadi berhenti berdenyut
jantung tak berdetak serta
kelopak mata pejam
Mulut tempat keluar rangkaian kata
tak berujar perihal apapun
terkatup dalam diam
Lalu segalanya terhenti menyisa
pahatan abadi di atas nisan
di gundukan tanah
Merah nan basah sebasah linangan
air mata di atas pusara dan
terpercik raut sendu
Seraya wajah tertunduk lesu menahan
isak pilu di dada yang sesak
bak diganduli batu
Pedang kematian terus memburu
selaras jarum waktu hingga
di batas waktu tertentu
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 01/03/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H