Di Ujung Malam Yang Sepi Jemari Menari
Di ujung malam yang sepi
ada yang menari yakni jemari
jemari terus menekan tuts-tuts mesin tik
silih berganti mencipta riuh merobek
labirin sunyi menggunting lipatan hening
mematahkan jarum waktu
namun tak jua menumbangkan rasa kantuk
aksara demi aksara tercetak
di ruang sepetak seiring rindu beriak
ada yang meronta mengedor pintu sukma
rindu bertandang di beranda asa
menyambangi setiap sudut hening
memagut bibir sepi dan mencumbui
tanpa sepatah kata permisi
masih di tepian malam yang sunyi
di mana waktu seakan enggan berlari
seperti halnya nafas sepi yang terengah
malam tetaplah malam yang kupahat
tepiaannya dengan menekur seorang diri
berdialog dengan kesepian hati
berbincang dengan ilusi
serta hadirkan fantasi
disehelai gaun sepi
aksara-aksara ku pun terus berhamburan
hingga jelang pagi
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 16/12/20211
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H