Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Membaca Kelam pada Gelagat Alam

Diperbarui: 12 November 2021   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Membaca Kelam pada Gelagat Alam

Membaca kelam
pada gelagat alam
terberai gumpalan awan
sewarna kelabu memintal sendu

Sesaat lagi langit
akan meruntuhkan hujan
membasuh serpihan debu di tubuh
bentala yang kian ringkih dan menua

Kelam selimuti lazuardi
dalam dera gigil melumat biru
hingga tak bersisa tertawan netra
yang ada hanyalah hamparan pekat

Mendung tebal bergelayut
membuat kawanan burung sawah
terbang berbalik arah seraya terhuyung
di antara suara gelegar dan cambuk kilat

Hujan akan segera runtuh
menyapu bersih segala kekotoran
pada setiap inchi tubuh bumi membuat
tergenang pada deras genangan kenangan

Hujan yang luruh buatku
lelap diusap selimut kenangan
mengahangatkan meski takada perapian
dengan api merah menyala di sudut ruang

Membaca kelam di antara suram
rindu lama terperam di bulir sekam
hingga kelak dituai bila saatnya tiba
meski di senja usia di waktu tak berjeda

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakakarta, 12/11/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline