Langit Muram Awan Suram
Langit bak dipenuhi bercak jelaga
berarak gumpalan payoda
di langit nan kelam
memahat muram
Wajah beton nampak kaku
basah selepas diguyur
hujan yang luruh
ke mayapada
Mencetak semburat dian
di senyapnya suasana
jelang malam saat
jemput impian
Pintu dan jendela tertutup
tiang listrik pun kuyup
lampu-lampu redup
daksa telungkup
Takada orang riuh lalu-lalang
meski sekedar mencetak
jejak tapak kaki di
bebal wajah aspal
Serasa enggan melangkah ke luar
dari pintu sebab hawa dingin
yang tak pandang bulu
keji menggigit
Semua seakan terlihat membeku
layaknya jiwaku yang turut
membeku selepas kau
yang selama ini
Menjadi selimut hati
melangkah pergi
dari hidupku
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 18/10/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H