Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Di Cangkir Kopi Si Mbah Ada Rindu Mengental

Diperbarui: 9 September 2021   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Okyarisandi@Pinterest.con

Di Cangkir Kopi si Mbah ada Rindu Mengental

Tangan-tangan keriput si mbah
meraih kuping gelas dan memegang
piring tatakan bagian bawah kemudian

Bibir si mbah menyentuh pinggir gelas
perlahan diseruputnya genangan pekat
yang tak terlalu kental lagi suam-suam kuku

Sorot mata tua menerawang jauh
seakan menembus tebal dinding masa
membuat si mbah terdiam sesaat seraya

Menghela nafas panjang di antara
kerinduan yang kuat memagut kalbu
membuat si mbah terdiam seribu bahasa

Di dadanya menyimpan gemuruh
dalam kediaman si mbah ada riuh rasa
perihal rindu yang tak pernah terucap kata

Kerinduan tak lekang oleh waktu
rindu yang seakan menjelma menjadi
helai udara yang di hela di setiap tarikan

Dan embusan nafas yang serasa
hangat sehangat rindu memeluk erat
belahan jiwa telah tiada pergi mendahului

Si mbah rindukan suatu masa
di mana hangat bercengkrama perihal
sawah nan becek di mana lumpur dingin

Baluri sekujur kaki serta
panen raya yang selalu terbitkan
bahagia dan kepingan-kepingan syukur

Di antara petak-petak sawah tercetak
kini si mbah harus menuai padi di sawah
seorang diri tanpa kekasih sejati menemani

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline