Kau yang Terkulai di Pangkuanku
Lamat-lamat tubuh ringkihmu
pun jatuh terkulai dipangkuanku
tatkala kusenandungkan bait-bait suci
sholawat meresap hingga ke pori-pori hati
Setelah sebelumnya matamu
sempat mengerjap-ngerjap di antara
lahap melumat cairan putih dari tubuhku
beraroma khas menjadi sumber kehidupan
Tatap mataku tak hentinya
melucuti setiap lekuk sudut pesona
paras milikmu betapa pahatan paripurna
yang Tuhan anugrahkan atasmu buah hatiku
Semoga kelak ketika dewasa
kau mengenakan pakaian nan indah
bertaburan manik-manik sabar, tawaqal
dan ikhlas merupa seindah-indahnya akhlaq
Kau dan Ayahmu adalah
kebahagiaan yang sempurna
membuatku tak sanggup berkata
selain menitikan bulir bening air mata
Seraya melangitkan serpihan doa
serta menerbangkan kepingan harap
niscaya kau tak ubahnya pijar lentera
yang acapkali menebarkan cahya kebaikan
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 23/08/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H