Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Bocah Beraroma Matahari Mengakrabi Tarian Debu

Diperbarui: 31 Juli 2021   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Flickr.com

Bocah Beraroma Matahari Mengakrabi Tarian Debu

Di siang yang terik
bocah beraroma matahari
tak beralas kali berjalan tertatih
memikul berat karung-karung miliknya

Menyembul deret tulang iga
terpampang nyata dibungkus hanya
selembar kulit nan tipis berselimut tebal
bersenti daki mencium seluruh epidermis

Di bawah kolong langit
yang menjadi atap beralaskan
tanah sebagai tempat pijakannya
mengais remah rezeki ditumpukan limbah

Didaki tinggi gunung sampah
di antara pelukan erat beribu lelah
di antara ciuman beling di tapak kaki
di antara sengatan aroma busuk terhidu

Bocah beraroma matahari
tak kenal hari bekerja dan bekerja
demi mengubah keadaan tanpa pernah
berpangku tangan hingga satu hari nanti

Ribuan lelah terbayar sudah
maka dapat merekahkan elok
kuntum-kuntum bunga bahagia dan
kepingan sukacita mendalam diruas hati

Bocah beraroma matahari
saban hari menyaksi liar tarian
debu seakan menampar wajahnya
garang surya membakar legamkan kulit

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 31/7/2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline