Menjaring Kepingan Harapan Di antara Amis Ikan
Menjejakan kaki di pemukiman nelayan disambut aroma anyir menerabas penciuman namun sama sekali tak membuat rasa mual. Menatap perahu tertambat berdesakan disini kanan kiri seraya menyaksi geliat kehidupan nelayan, bangkitkan antusiasme mendalam.
Betapa lautan menjadi denyut nadi kehidupan bagi para nelayan yang mengakrabi anyir, bagaimana tidak sebab matapencaharian mereka ditengah lautan lepas mengayuh biduk menebar jaring-jaring menggapai harapan di antara amis ikan.
Sejatinya kehidupan mereka bergantung pada laut itu sendiri yang menghasikan tangkapan terkandung dikedalamnya. Berupa Ikan, Kepiting, Kerang, Rajungan, Udang dan lainnya. Yang tentunya menjadi hajat hidup bagi masyarakat sekitar pesisir.
Laut dan Nelayan tak dapat dipisahkan keduanya menyatu seperti hela nafas seperti denyut nadi dan detak jantung. Yang menghidupi dan menjadi penghidupan bagi setiap hunian diperkampungan milik nelayan dengan sekelumit cerita sukadukanya.
Menatap tubuh-tubuh perahu kayu yang lamat-lamat beranjak pergi menjauh meninggalkan tepian membawa perbekalan serta setangkup harapan. Arungi lautan lepas lintasi segala kemungkinan menuju tempat nun jauh membelah ombak.
Menyaksi pasar tumpah dipenuhi penjaja ikan hasil tangkapan para nelayan dengan lapak-lapak seadanya seakan diri turut lebur dalam nafas kehidupan nelayan yang berdenyut setiap harinya seperti halnya gelombang lautan bergulung memanjang.
Nelayan dan Lautan adalah sekelumit cerita yang tak ada habisnya guna diurai satu persatu tak ubahnya bulir-bulir pasir disepanjang garis pantai yang acapkali disambangi debur ombak yang tiada pernah terhenti. Seperti halnya kedalaman lautan,
Dan hidup keduanya menjadi sebuah Mistery yang tak terpecahkan.
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 26 Juni 2021 | 11:24