Balada Para Pekerja
Dari pukul 5 sore hingga jelang pukul 7 malam ruas jalan dipadati kendaraan milik barisan para pekerja tengah melibas aspal menuju kediamannya masing-masing. Hingga menimbulkan kemacetan bahkan padat merayap.
Belum lagi bersamaan adanya pekerjaan project konstruksi jembatan beton yang belum juga rampung sedianya turut berkontribusi memperparah kemacetan dan tentunya berimbas terlambatnya para pekerja tiba di rumah.
Tak jarang ban-ban motor menggelinding menaiki trotoar, lihai mencari celah guna keluar dari himpitan kemacetan demi segera tiba dirumah. Lantaran lelah teramat sangat bersarang di raga setelah seharian bekerja perah keringat.
Kondisi seperti ini menjadi pemandangan biasa dijumpai dan tentunya tak asing lagi dimana dengan waktu yang berbarengan selepas jam kerja usai kendaraan mayoritas roda dua merangsek turun ke jalan raya menyeduh macet.
Barisan para pekerja berbaur dengan pengendara lainnya padati ruas jalan berisi kemacetan yang lamat-lamat terurai. Setelah lampu hijau menyala serempak "Gas Poll" berlarian dengan cepat meluncur dan melibas wajah aspal.
Jalan raya membentang berselimut tarian tebal deru debu polusi dari poject Mega Konstruksi serta dari kentut pekat buangan asap knalpot. Balada para pekerja di antara dera letih yang tak berkesudahan, di antara sorot mata lelah.
Balada para pekerja yang tak kenal lelah demi memutar roda-roda ekonomi milik keluarga, di antara asinnya keringat merembes di sela pori mengalir di dahi. Rindukan pulang menuju rumah sandarkan lelah.
Guna sua dan bercengkrama dengan keluarga di rumah.
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 25 Juni 2021 | 13:31