Perempuan Garang di Balik Moncong Toa
Lantang dan garang ia bersuara
dengungkan gaung ketidakadilan
ditengah aksi kerumunan masa
Di depan pagar betis serta
barikade aparat bertameng
sedianya menghalau huru-hara
Tak peduli mentari di atas
ubun-ubun di kepala serasa panas
terpanggang mencucurkan bulir peluh
Ia terus berorasi dengan
intonasi suara melengking tinggi
memecah arogansi mendobrak tirani
Tak secuil gentar mendekam di diri
di atas ritih pilu nurani jelata acapkali
dikangkangi mereka yang bercokol di balik
Singgasana milik para sang Raja
tak lelah ia terus mengetuk pintu-pintu
nurani yang seakan rebah di dipan nyaman
Tak akan pernah lelah ia menggedor
sekeping asa sekerat harap sejumput peduli
bagi mereka yang berada di sebrang istana
Sang Raja!
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 23 Maret 2021 | 10:20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H