Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Tetes Air Mata Diantara Kecamuk Asa

Diperbarui: 22 Maret 2021   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tribunnews.com

Tetes Air Mata di antara Kecamuk Asa

Asa remuk redam
mimpi-mimpi karam
setitik harap padam
bibir terkatup diam

Kesedihan menjelma
menjadi sebuah telaga
betapa mata merupa jendela
cermin jiwa dipenuhi endapan lara

Bulir bening terus meleleh
seperti sepotong hati yang lumer
lalu lamat-lamat tergelincir
meracik hujan menyeduh kesedihan

Raut wajah sendu sesendu
gesekkan biola pada dawai-dawainya
kian mempertegas rupa kesedihan
yang menggantung bak mega mendung

Kelenjar air mata terus
memproduksi air mata menitik
perlahan kemudian menderas
menggenang di atas pipi bak porslen

Kesedihan acapkali tak terkatakan
ia datang laksana ombak menggulung
kemudian memecah runcing karang
hingga akhirnya pecah seiring kecamuk asa

Kesedihan menghuni ruas jiwa
diam seribu bahasa dibasuh bening
air mata luruh sebening isak tangis
mengikik di antara gema sukma

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 22 Maret 2021 | 14:44

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline