Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Buta Mata Hati

Diperbarui: 12 Februari 2021   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Unsplash.com

Buta Mata Hati

Dua biji mata sejatinya terbuka
membelalak lebar menyaksi rupa dunia
yang kian carut marut diwarnai
ketimpangan sosial disana-sini

Megah bertahta pongah
berjalan tengadah enggan
melihat kebawah menatap
mereka yang dianggap remah

Dua biji mata terbiasa menatap
yang indah-indah bukan yang kumuh
memahat derita kaum papa dimana ketiada berpunyaan hanya sebagai tontonan semata

Kian memperlebar jurang-jurang
menganga mencipta kesenjangan sosial
antara si Miskin dan si Kaya bak tersekat
tembok tinggi sebagai dinding pemisah

Dua biji mata seakan tak bergeming
pada petak gubuk-gubuk di bantaran kali
di bedeng-bedeng samping jalur
perlintasan rel kereta api

Di kolong-kolong jembatan layang
di Belantara Beton dipenuhi gelandangan
di rumah-rumah semi permanen
tempat akhir pembuangan limbah

Dua biji mata enggan menatap realita
yang ada disekitar dan sepertinya
sibuk mengenyangkan perutnya sendiri
menggemukan pundi-pundi rupiah

Miliknya pribadi!

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 12 Februari 2021 | 15:48




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline