Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Mendamba Setitik Cahaya di Tengah Gelap Gulita

Diperbarui: 21 Januari 2021   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest/Reinhardt Rothbacher 

Mendamba Setitik Cahaya di Tengah Gelap Gulita

Berjalan meraba-raba
diteng
ah gelap gulita
seakan memasuki lorong gelap
yang amat panjang dan
entah dimana ujungnya

Telah jauh kuberjalan
dengan langkah terseok-seok
yang ada hanyalah selubung pekat
membuat tenggorokan tercekat
rasa takut merayapi dinding hati

Seakan akulah satu-satunya
penghuni alam kegelapan
sepertinya sang waktu pun
lambat berputar beringsut bak seekor
siput mendekam dalam cangkangnya

Dalam selubung tirai gelap gulita
hati mendamba seberkas cahaya
jatuh tepat di atas netra hingga
panca indera dapat menangkap
indah warna-warni dunia

Hati kecil berbisik lirih
"Tuhan jangan ambil penglihatanku"
biarkan aku menyaksi wajah dunia
dengan kedua bola mataku
diiringi kristal bening menggenang

Disudut mata serta bulirnya
perlahan jatuh berderai
basahi kedua belah pipi
aku ingin dapat melihat
wajah Buana berseri

Disela-sela isak sedih serta rintih

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 21 Januari 2021 | 20:11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline