Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Rantai Derita Mengikat Daksa

Diperbarui: 15 Januari 2021   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Can Stock Photo

Rantai Derita Mengikat Daksa

Sangkar emas tak ubahnya penjara
gelang bertabur permata laksana
rantai derita mengikat erat daksa

Ia hanya sebagai Boneka Pajangan
pemanis sudut ruang beku dan hampa
dan lelaki tua bangka itu begitu tega

Memperkosa hak-haknya
keji membunuh inginnya
merajam hasratnya

Tak hanya raga yang terkungkung
dibalik tembok-tembok kaku arogan
namun jiwa ikutan merasakan memar
 
Tendangan dan pukulan dilayangkan
bertubi-tubi hingga membuatnya semaput
menyisakan bilur luka di sekujur tubuh

Bahkan kemarin jotosan demi jotosan
menanggalkan giginya hingga
membuat berdarah-darah

Jiwa raga teramat letih
dan hatipun merintih pedih
menangis membuatnya kian ringkih

Ia sungguh tak berdaya
patriarki amat berkuasa
dan ia tak ubahnya budak belian

Yang dijajakan dipinggiran jalan
dicomot setelah sang tuan
menggelontorkan lembar-lembar rupiah

Mahligai indah yang diimpikan
menjelma neraka penderitaan
tak berkesudahan dan ia hanya

Layaknya seorang tawanan
di Istana Gading nan megah
daksa terpenjara terali besi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline