Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Secangkir Rindu dari Balik Tirai Selubung Kamarku

Diperbarui: 29 Desember 2020   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash.com

Secangkir Rindu dari balik Tirai Selubung Kamarku

Kuseduh kopi hitam kutambahkan sedikit gula, kemudian kuaduk perlahan hingga gula melarut dalam genangan pekat sepekat malam yang merambat.

Asap mengepul dari dalam cangkir, aroma rindu menguar menyentuh langit-langit kamar. Memulas tembok bisu memahat rindu, yang hanya untukmu.

Kopi kental rindu tebal, setebal asaku ingin nikmati hari bersamamu. Namun hanya Ilusi seperti tengah membangun istana mimpi di atas bulir pasir.

Dan selalu saja kunikmati sepi seorang diri dari balik tirai jendela kamarku, tak ada sesiapa disini. Di antara kepulan asap  bayangmu liar menari.

Kuseruput kopi hangat sehangat rindu kureguk lagi dan lagi, puaskan dahaga jiwa dalam gigil rindu yang membuat relung hatiku nyaris beku.

Aku ingin kau ada disini isi sepi disudut hati temaniku yang dilanda sepi, menyeruak rasa sunyi tanpamu. Menggelinjang asaku inginkan hadirmu.

Kekasih hadirlah dalam nyataku padamkan bara rindu, yang terlanjur membakar hangus meluluh lantakkan jiwa. Aku ingin menatap sepasang mata Elangmu.

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 29 Desember 2020 | 22:08




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline