Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Bedeng-bedeng Samping Rel

Diperbarui: 25 Desember 2020   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bedeng-bedeng Samping Rel

Berjajar hunian semi permanen
beratap seng-seng karatan
kropos lantaran terkena
panas dan hujan

Bangunan ala kadarnya
yang di sana sini dipenuhi
dengan tambal sulam
tripleks rompang dan koyak

Bedeng-bedeng membujur
di sepanjang bentang rel
membuat terkesan kumuh
di samping jalur layanan publik

Bedeng-bedeng sudah ada
sejak lama di mana para
penghuninya beranak pinak
di hunian yang hanya sepetak

Bedeng-bedeng kerapkali
menyimpan kisah pilu
perihal garukan mengharukan
dari aparat yang berwenang

Bedeng-bedeng menggurat
kekhawatiran yang timbul tenggelam
perihal akan datang suatu masa
bangunan dirobohkan oleh si empunya

Hingga akhirnya bedeng-bedeng
rata dengan tanah hanya menyisa
puing-puing reruntuhan dan duka lara
yang teteskan air mata kesedihan

Bedeng-bedeng pun lenyap
namun bukan tanpa perlawanan sengit
disertai dengan amukan dan jeritan
memaki lantaran luapan emosi

Bedeng-bedeng seketika menjelma
ratapan pilu dari sorot mata sendu
terbaca kesedihan menggantung seakan mengganduli relung hati dengan pemberat

Dan rongga dada seakan dipenuhi
dengan gumpalan rasa kecewa
balada kaum tergusur menuai kisah pilu
bertahun menduduki lahan milik si empunya

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 25 Desember 2020 | 12:27




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline