Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Eksotika Merapi dalam Sahaja nan Hakiki

Diperbarui: 21 Desember 2020   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dwi Shaban Sulistyanto

Eksotika Merapi Dalam Sahaja Nan Hakiki

Berdiri kokoh Merapi
sebagai pasak Bumi
hektaran lahan padi
bak hamparan permadani
hijau dan tebal selimuti
wajah elok pertiwi

Meringis sayur mayur
di ladang-ladang milik petani
tanah subur dan gembur
ditingkahi aroma pupuk kandang
menyengat penciuman tak
mengurangi takjub mengagumi

Berdiri megah Merapi
dari waktu ke waktu tanpa
secuil menyimpan jumawa
mengukir rangkaian cerita
berbalutan sahaja adat istiadat
terpelihara dari masa ke masa

Merapi Anggun berdiri
menyimpan segudang eksotika
di balik lekuk tubuhnya
mengkrucut di bagian atas
seakan tengah mendongak
menatap wajah semesta membiru

Merapi berdiri mematung
ditingkahi gumpalan payoda
berarak hiasi bentang cakrawala
tak tergerus arus modernisasi
tak bergeming dalam sahaja nan hakiki
memahat atas elok karunia Tuhan

Merapi leburkan congkak
dalam diri menghuni
relung hati insani
hingga musnah tak bersisa
menjadi serpihan demi serpihan
ditelan derap kaki masa

Merapi membawa jiwa-jiwa
tunduk dan takluk pada penguasa
Tuhan pemilik Alam Raya
penggenggam semua yang bernyawa
dan tersungkur dalam lautan syukur
nikmat mana lagi yang kau Dustai...?

Merapi karunia Illahi Robbi
pada sendi kehidupan ini
yang patut disyukuri
kutatap Merapi dari
tempatnya berdiri
tetaplah lestari

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 21 Desember 2020 | 18:06

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline