Salam Satu Aspal ( Derita Abang Ojol )
Menggelinding roda melibas
muka aspal yang kusam
mencetak tapak-tapak harapan
milik para pengendara
aplikator berbasis online
Menggelinding Ban membelah
ruas jalan di sela kemacetan
serta panas yang serasa
menjerang batok helm di kepala
mencipta hawa gerah bukan main
Ia terus saja lajukan
kuda besi yang masih kredit
guna menjemput penumpang
yang enggan keluar dari mulut Gang
dengan segala kemanjaanya
Membuatnya dilanda kebingungan
keluar masuk mulut Gang guna
mencari alamat yang dituju
membiarkannya menunggu lama
di muka rumah di depan pintu
Hari ke hari dihabiskan di jalan
pulang rehat barang sejenak
guna makan siang dirumah
mempersedikit pengeluaran lalu
kembali bekerja antarkan penumpang
Disabarkannya hati menghadapi
ulah para penumpang yang rewel
dengan beragam pola tingkah
demi lembar-lembar rupiah
menghuni dompet lusuh
Guna bayar uang sewa
kosan sepetak yang tiap tahun
harga sewa selalu naik
yang tidur terpaksa berjejal dan
berhimpit bak ikan dalam kaleng
Belantara Beton Jakarta
punya segudang Cerita
perihal duka lara
milik para pejuang keluarga
memerah peluh demi tugas mulia
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 19 Desember 2020 | 15:56
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H