Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Hari yang Menyedihkan, Berderai Air Mataku

Diperbarui: 16 Desember 2020   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari yang Menyedihkan Berderai Air Mataku

Ada yang berkata :
seraya menepuk bahuku
"sudah jangan ditangisi"
tatkala menatapku dengan
wajah sendu dan air mata berderai

Seakan menganggap enteng
sebuah pertalian rasa
seolah nyawa sekor kucing
sedemikian tak berharga

Hanya sekedar hewan peliharaan
ataupun kucing liar yang
dicomat dipinggiran jalan
kucing kampung tak berharga

Yang kalaupun mati itu karena
ulahnya sendiri yang gemar lari-lari
kesana kemari akhirnya mati terlindas
pengendara yang tengah melintas

Kalaupun mati tinggal dimasukan
kedalam kantong kresek lalu dikubur
dan dipendam di tanah galian agar tak
tercium aroma bangkai menyengat

Wajar jikalau jatuh berderai
air mataku pilu menyaksi
tubuh nan mungil terkapar
tak bernyawa dilindas pengendara

Aku merawatnya sedari kecil
dari masih bayi ditinggalkan
Induknya begitu saja dijalanan
dengan berjalan tertatih

Terpampang nyata seluruh
tulang-tulang iganya
dengan mengerang amat lemah
dan tengah didera kehausan

Rasa sedih itu manusiawi
mungkin Ia hanya seekor kucing
tapi Ia telah sekian lama
ada bersamaku merajut

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline