Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Irama Hujan di atas Genting

Diperbarui: 10 Desember 2020   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Dwi Shaban Sulistyanto

Irama Hujan di atas Genting

Hujan berderai . . .
menimpa atap genting
mencipta riuh irama titik air

Bulir-bulir air berjatuhan
melonjak kegirangan
sejurus kemudian memecah

Di tubuh aspal membujur
rupa aspal sontak kuyup diguyur
mata langit yang tak henti menangis

Cucurkan butiran bening
sebening embun yang hinggap
di daun dan di dahan kehidupan

Di luar hujan masih berderai
kian deras mencucuk dan merasuk
setiap inchi pori daksa Bumi

Langit digelayuti tirai kelabu
dalam selubung pagi yang seakan
mewujud sendu dalam indraku

Hujan menyeduh aroma tanah basah
sebasah tubuh aspal dalam pelukan gigil
lantaran tak jua kunjung reda

Dan aku masih saja
duduk manis di beranda
menatap hujan seraya

Menenun kata mengais aksara
menyusun diksi hingga menjadi
Larik-larik puisi dalam kembara Imaginary


***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 10 Desember 2020 | 05:41

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline